Oleh: Helena Fitriani
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasiikan laboratoriumnya tahun 1879 – yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu – pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelekstual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
Psikologi sebagai bagian dari filsafat
- Masa Yunani
Sebelum 1879, psikologi dianggap sebagai bagian dari filsafat atau ilmu faal. Pada mulanya ahli-ahli filsafat dari zaman Yunani Kuno-lah yang mulai memikirkan gejala-gejala kejiwaan. Saat itu belum ada pembuktian-pembuktian secara empiris atau ilmiah. Mereka mencoba menerangkan gejala-gejala kejiwaan melalui mitologi. Cara pendekatan seperti itu disebut sebagai cara pendekatan yang naturalistik.
Di antara sarjana Yunani yang menggunakan pendekatan naturalistik adalah Thales (624-548 SM) yang sering disebut sebagai Bapak Filsafat. Ia meyakini bahwa jiwa dan hal-hal supernatural lainnya tidak ada karena sesuatu yang ada harus dapat diterangkan dengan gejala alam (natural phenomenon). Ia pun percaya bahwa segala sesuatu berasal dari air dan karena jiwa tidak mungkin dari air maka jiwa dianggapnya tidak ada. Tokoh lainnya adalah Anaximander (611-546 SM) yang mengatakan bahwa segala sesuatu berasal dari sesuatu yang tidak tentu, sementara Anaximenes (abad 6 SM) mengatakan bahwa segala sesuatu berasal dari udara. Tokoh yang tak kalah pentingnya adalah Empedocles, Hippocrates, dan Democritos.
Di antara sarjana Yunani yang menggunakan pendekatan naturalistik adalah Thales (624-548 SM) yang sering disebut sebagai Bapak Filsafat. Ia meyakini bahwa jiwa dan hal-hal supernatural lainnya tidak ada karena sesuatu yang ada harus dapat diterangkan dengan gejala alam (natural phenomenon). Ia pun percaya bahwa segala sesuatu berasal dari air dan karena jiwa tidak mungkin dari air maka jiwa dianggapnya tidak ada. Tokoh lainnya adalah Anaximander (611-546 SM) yang mengatakan bahwa segala sesuatu berasal dari sesuatu yang tidak tentu, sementara Anaximenes (abad 6 SM) mengatakan bahwa segala sesuatu berasal dari udara. Tokoh yang tak kalah pentingnya adalah Empedocles, Hippocrates, dan Democritos.
Psikologi sebagai bagian dari ilmu faal
Psikologi sebagai ilmu yang mandiri
- Masa akhir abad ke-19
Memasuki abad ke-20, psikologi berkembang dalam berbagai school of thought. Kalau Wundt meletakkan dasar bagi psikologi dengan pandangan strukturalisme, maka selanjutnya berbagai aliran utama yang muncul adalah sebagai berikut.
A. Wilhelm Wundt (1832-1920)
Metode yang digunakan Wundt adalah metode ilmu alam, analisis sintetis. Ia tidak setuju pada psikologi asosiasi karena bersifat mekanistis. Pengamatan dibagi menjadi persepsi dan apersepsi. Ia membagi psikologi menjadi 2 bagian yaitu :
a. Psikologi perorangan obyeknya adalah gejala-gejala jiwa seperti penginderaan, perasaan, berfikir, belajar.
b. Psikologi massa obyeknya adalah gejala-gejala jiwa kelompok misalnya sugesti.
Wundt mengemukakan teori tiga dimensi perasaan yang berpasang-pasangan yaitu :
1. Lust-unlust (senang-tak senang)
2. Spannung-losung (tegang-tak tegang)
3. Erregung-beruhigung (semangat-tenang)
B. George Elliah Muller (1850-1934)
G.E. Muller memberikan sumbangannya kepada psikologi khususnya dalam psiko-phisik, ingatan dan persepsi visuil. G.E. Muller mengemukakan apa yang disebut “ the right associative procedure” atau prosedur asosiatif yang benar. Yang menyatakan bahwa proses mengingat dan lupa tidak semata-mata mekanistis dan otomatis, tapi ada unsur aktifitas dari individu yang bersangkutan. Proses mengingat ada unsur aktifnya, karena mengandung asosiasi. Proses lupa bersifat aktif juga, karena ada unsur hambatan retroaktif (“retroactive inhibition”), yaitu rangsang-rangsang yang datang kemudian menghambat ingatan terhadap hal-hal yang sudah terlebih dahulu ada.
C. Oswald Kulpe (1862-1915)
Sumbangan Kulpe yang terbesar adalah meletakkan dasar-dasar studi tentang proses berfikir. Ia mengemukakan bahwa proses berfikir yang tinggi tidak terikat pada penginderaan dan dapat pula diselidiki secara eksperimental. Keyakinan Kulpe berbeda dengan pendapat Wundt yang menyatakan bahwa setip proses berfikir hanya dapat diselidiki melalui penginderaan atau melalui bayangan (image) dari penginderaan itu.
Metode yang dipakai Kulpe adalah introspeksi eksperimental yang sistematis. Dengan metodenya itu Kulpe berhasil membuktikan bahwa proses berfikir adalah bebas dari penginderaan (“sensation free” atau “imageless”)
Metode yang digunakan Wundt adalah metode ilmu alam, analisis sintetis. Ia tidak setuju pada psikologi asosiasi karena bersifat mekanistis. Pengamatan dibagi menjadi persepsi dan apersepsi. Ia membagi psikologi menjadi 2 bagian yaitu :
a. Psikologi perorangan obyeknya adalah gejala-gejala jiwa seperti penginderaan, perasaan, berfikir, belajar.
b. Psikologi massa obyeknya adalah gejala-gejala jiwa kelompok misalnya sugesti.
Wundt mengemukakan teori tiga dimensi perasaan yang berpasang-pasangan yaitu :
1. Lust-unlust (senang-tak senang)
2. Spannung-losung (tegang-tak tegang)
3. Erregung-beruhigung (semangat-tenang)
B. George Elliah Muller (1850-1934)
G.E. Muller memberikan sumbangannya kepada psikologi khususnya dalam psiko-phisik, ingatan dan persepsi visuil. G.E. Muller mengemukakan apa yang disebut “ the right associative procedure” atau prosedur asosiatif yang benar. Yang menyatakan bahwa proses mengingat dan lupa tidak semata-mata mekanistis dan otomatis, tapi ada unsur aktifitas dari individu yang bersangkutan. Proses mengingat ada unsur aktifnya, karena mengandung asosiasi. Proses lupa bersifat aktif juga, karena ada unsur hambatan retroaktif (“retroactive inhibition”), yaitu rangsang-rangsang yang datang kemudian menghambat ingatan terhadap hal-hal yang sudah terlebih dahulu ada.
C. Oswald Kulpe (1862-1915)
Sumbangan Kulpe yang terbesar adalah meletakkan dasar-dasar studi tentang proses berfikir. Ia mengemukakan bahwa proses berfikir yang tinggi tidak terikat pada penginderaan dan dapat pula diselidiki secara eksperimental. Keyakinan Kulpe berbeda dengan pendapat Wundt yang menyatakan bahwa setip proses berfikir hanya dapat diselidiki melalui penginderaan atau melalui bayangan (image) dari penginderaan itu.
Metode yang dipakai Kulpe adalah introspeksi eksperimental yang sistematis. Dengan metodenya itu Kulpe berhasil membuktikan bahwa proses berfikir adalah bebas dari penginderaan (“sensation free” atau “imageless”)
- Fungsionalisme
A. James Mill (1773-1836)
Sebenarnya pandangan Mill tidak jauh beda dengan pandangan John Locke tentang ide. Hanya disini Mill membedakan antara penginderaan (sensation) dan ide. Penginderaan adalah hasil kontak langsung alat indera manusia dengan rangsang-rangsang yang datang dari luar dirinya. Ide adalah semacam salinan atau copy dari penginderaan itu yang muncul dalam ingatan seseorang. Ia beranggapan sulit untuk memisahkan penginderaan dari ide, karena penginderaanlah yang menimbulkan ide dan ide tak mungkin ada tanpa seseorang mengalami penginderaan terlebih dahulu.
Kemudian Mill berpendapat bahwa ide-ide dapat dihubungkan satu dengan yang lainnya misalnya meja dan kursi. Mekanisme yang menghubungkan satu ide dengan yang lainnya disebut asosiasi.
Kuat lemahnya asosiasi ditetapkan oleh tiga kriteria :
1. Ketetapan (permanency) : Asosiasi yang kuat adalah asosiasi yang permanen, artinya selalu ada kapan saja.
2. Kepastian (certainty) : Suatu asosiasi adalah kuat kalau orang yang berasosiasi itu benar-benar yakin akan kebenaran asosiasinya itu.
3. Fasilitas (facility) : Suatu asosiasi akan kuat kalau lingkungan sekitar cukup banyak prasarana atau fasilitas.
Sebenarnya pandangan Mill tidak jauh beda dengan pandangan John Locke tentang ide. Hanya disini Mill membedakan antara penginderaan (sensation) dan ide. Penginderaan adalah hasil kontak langsung alat indera manusia dengan rangsang-rangsang yang datang dari luar dirinya. Ide adalah semacam salinan atau copy dari penginderaan itu yang muncul dalam ingatan seseorang. Ia beranggapan sulit untuk memisahkan penginderaan dari ide, karena penginderaanlah yang menimbulkan ide dan ide tak mungkin ada tanpa seseorang mengalami penginderaan terlebih dahulu.
Kemudian Mill berpendapat bahwa ide-ide dapat dihubungkan satu dengan yang lainnya misalnya meja dan kursi. Mekanisme yang menghubungkan satu ide dengan yang lainnya disebut asosiasi.
Kuat lemahnya asosiasi ditetapkan oleh tiga kriteria :
1. Ketetapan (permanency) : Asosiasi yang kuat adalah asosiasi yang permanen, artinya selalu ada kapan saja.
2. Kepastian (certainty) : Suatu asosiasi adalah kuat kalau orang yang berasosiasi itu benar-benar yakin akan kebenaran asosiasinya itu.
3. Fasilitas (facility) : Suatu asosiasi akan kuat kalau lingkungan sekitar cukup banyak prasarana atau fasilitas.
- Behaviorisme
- Psikoanalisa
- Psikologi Gestalt
A. Max Wertheimer (1880-1943)
Dianggap sebagai pendiri psikologi Gestalt pada tahun 1912. Dia mengeluarkan kertas kerjanya yang berjudul “Experimental Studies of the Perception of Movement” mengemukakan hasil eksperimennya dengan menggunakan alat yang disebut Stroboskop yaitu alat berbentuk kotak yang diberi alat untuk melihat ke dalam kotak itu.
Menurut Wertheimer, gerak Stroboskopik ini tidak dapat diterangkan dengan teori strukturalisme dan elementisme hanya dengan teori Gestalt. Yaitu bahwa seseorang melihat lingkungannya secara menyeluruh. Dalam bukunya “Investigation of Gestalt Theory” (1923) ia mengemukakan hukum-hukum Gestalt yaitu :
1. Hukum kedekatan : hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap sebagai suatu totalitas.
2. Hukum ketertutupan : Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri.
3. Hukum kesamaan : hal-hal yang mirip satu sama lain.
B. Kurt Koffka (1886-1941)
Sumbangan Koffka kepada psikologi adalah penyajian yang sistematis dan pengamalan dan prinsip-prinsip Gestalt dalam rangkaian gejala psikologi, mulai persepsi, belajar, mengingat, sampai kepada psikologi belajar dan psikologi sosial.
Beberapa teori Koffka tentang belajar :
1. Salah satu faktor yang penting dalam belajar adalah jejak-jejak ingatan
2. Perubahan-perubahan yang terjadi pada ingatan bersamaan dengan jalannya waktu tidak melemahkan jejak-jejak ingatan melainkan menyebabkan perubahan jejak.
3. Latihan-latihan akan memperkuat jejak ingatan.
C. Wolfgang Kohler (1887-1967)
Karya Kohler yang paling terkenal adalah penyelidikannya mengenai tingkah laku kecerdasan pada hewan, utamanya pada simpanse. Bertitik tolak dari teori Thorndike yang beranggapan bahwa tingkah laku hewan pada dasarnya adalah tingkah laku coba salah. Kohler membuat eksperimen-eksperimen dengan kera dan membuktikan bahwa pada kera pun terdapat pemahaman.
Kohler memang tidak seproduktif Koffka dalam karya-karya tulisnya, tetapi nampaknya memang sudah ada pembagian tugas antara tiga serangkai tokoh Gestalt ini : Wertheimer adalah tokoh yang mengemukakan ide-ide, Kohler yang mengadakan eksperimen-eksperimen dari ide-ide tersebut dan Kaffka yang menulis teori-teori Wertheimer maupun hasil eksperimen-eksperimen Kohler.
Dianggap sebagai pendiri psikologi Gestalt pada tahun 1912. Dia mengeluarkan kertas kerjanya yang berjudul “Experimental Studies of the Perception of Movement” mengemukakan hasil eksperimennya dengan menggunakan alat yang disebut Stroboskop yaitu alat berbentuk kotak yang diberi alat untuk melihat ke dalam kotak itu.
Menurut Wertheimer, gerak Stroboskopik ini tidak dapat diterangkan dengan teori strukturalisme dan elementisme hanya dengan teori Gestalt. Yaitu bahwa seseorang melihat lingkungannya secara menyeluruh. Dalam bukunya “Investigation of Gestalt Theory” (1923) ia mengemukakan hukum-hukum Gestalt yaitu :
1. Hukum kedekatan : hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap sebagai suatu totalitas.
2. Hukum ketertutupan : Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri.
3. Hukum kesamaan : hal-hal yang mirip satu sama lain.
B. Kurt Koffka (1886-1941)
Sumbangan Koffka kepada psikologi adalah penyajian yang sistematis dan pengamalan dan prinsip-prinsip Gestalt dalam rangkaian gejala psikologi, mulai persepsi, belajar, mengingat, sampai kepada psikologi belajar dan psikologi sosial.
Beberapa teori Koffka tentang belajar :
1. Salah satu faktor yang penting dalam belajar adalah jejak-jejak ingatan
2. Perubahan-perubahan yang terjadi pada ingatan bersamaan dengan jalannya waktu tidak melemahkan jejak-jejak ingatan melainkan menyebabkan perubahan jejak.
3. Latihan-latihan akan memperkuat jejak ingatan.
C. Wolfgang Kohler (1887-1967)
Karya Kohler yang paling terkenal adalah penyelidikannya mengenai tingkah laku kecerdasan pada hewan, utamanya pada simpanse. Bertitik tolak dari teori Thorndike yang beranggapan bahwa tingkah laku hewan pada dasarnya adalah tingkah laku coba salah. Kohler membuat eksperimen-eksperimen dengan kera dan membuktikan bahwa pada kera pun terdapat pemahaman.
Kohler memang tidak seproduktif Koffka dalam karya-karya tulisnya, tetapi nampaknya memang sudah ada pembagian tugas antara tiga serangkai tokoh Gestalt ini : Wertheimer adalah tokoh yang mengemukakan ide-ide, Kohler yang mengadakan eksperimen-eksperimen dari ide-ide tersebut dan Kaffka yang menulis teori-teori Wertheimer maupun hasil eksperimen-eksperimen Kohler.
- Psikologi Humanistik
Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli
1. Crow & Crow
“Psychology is the study of human behavior and human relationship.”
(Psikologi adalah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik berupa manusia lain [human relationship] maupun bukan manusia; hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya).
2. Sartain
“Psychology is the scientific study of the behavior of living organism, with especial attention given to human behavior.”
(Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme yang hidup, terutama tingkah laku manusia).
3. Bruno (1987)
Pengertian Psikologi dibagi dalam 3 bagian, yaitu :
1. Psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”.
2. Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai ”kehidupan mental”.
3. Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai ”tingkah laku” organisme.
4. Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology
”Psychology is the science of human and animal behavior, the study of organism in all its variety and complexity as it respond to the flux and flow of the physical and social events which make up the environment.”
(Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan).
5. Ensiklopedia Pendidikan, Poerbakawatja dan Harahap (1981)
Psikologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa.
6. Richard Mayer (1981)
Psikologi merupakan analisis mengenai proses mental dan struktur daya ingat untuk memahami perilaku manusia.
7. Ernest Hilgert (1957)
”Psychology may be defined as the science that studies the behavior of men and other animal, etc.”
(Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan lainnya).
8. Henry Gleitman (dalam Syah, 1995 : 8)
Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan, dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut berpikir dan berperasaan.
9. Edwin G. Boring & Herbert S. Langfeld
Psikologi adalah studi tentang hakikat manusia.
10. George A. Miller (dalam buku ”Psychology and Communication)
“Psychology is the science that attempts to describe, predict, and control mental and behavioral events.”
(Psikologi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku).
11. Clifford T. Morgan (dalam buku “Introduction to Psychology”)
“Psychology is the science of human and animal behavior.”
(Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan).
12. Robert S. Woodworth & Marquis DG (1957)
“Psychology is the study of human behavior and human relationship.”
(Psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas atau tingkah laku individu dalam hubungan dengan alam sekitarnya).
13. Paul Mussen & Mark R. Rosenzwieg
Psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mind (pikiran), namun dalam perkembangannya, kata mind berubah menjadi behavior (tingkah laku), sehingga psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
14. Knight & Knight
”Psychology may be defined as the systematic study of experience and behavior human and animal, normal and abnormal, individual and social.”
15. Ruch
“Psychology is sometimes defined as the study of man, but this definition is too broad. The truth is that psychology is party biological science and partly a social science, overlapping these two major areas and relating them each other.”
16. Wilhelm Wundt
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia, seperti: perasaan panca indera, pikiran, feeling (perasaan), dan kehendak.
17. John Broadus Watson
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku tampak (lahiriah) dengan menggunakan metode observasi yang objektif terhadap rangsang dan jawaban (respons).
18. Plato & Aristoteles
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
19. Dr. Singgih Dirgagunarsa
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia.
“Psychology is the study of human behavior and human relationship.”
(Psikologi adalah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik berupa manusia lain [human relationship] maupun bukan manusia; hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya).
2. Sartain
“Psychology is the scientific study of the behavior of living organism, with especial attention given to human behavior.”
(Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme yang hidup, terutama tingkah laku manusia).
3. Bruno (1987)
Pengertian Psikologi dibagi dalam 3 bagian, yaitu :
1. Psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”.
2. Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai ”kehidupan mental”.
3. Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai ”tingkah laku” organisme.
4. Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology
”Psychology is the science of human and animal behavior, the study of organism in all its variety and complexity as it respond to the flux and flow of the physical and social events which make up the environment.”
(Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan).
5. Ensiklopedia Pendidikan, Poerbakawatja dan Harahap (1981)
Psikologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa.
6. Richard Mayer (1981)
Psikologi merupakan analisis mengenai proses mental dan struktur daya ingat untuk memahami perilaku manusia.
7. Ernest Hilgert (1957)
”Psychology may be defined as the science that studies the behavior of men and other animal, etc.”
(Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan lainnya).
8. Henry Gleitman (dalam Syah, 1995 : 8)
Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan, dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut berpikir dan berperasaan.
9. Edwin G. Boring & Herbert S. Langfeld
Psikologi adalah studi tentang hakikat manusia.
10. George A. Miller (dalam buku ”Psychology and Communication)
“Psychology is the science that attempts to describe, predict, and control mental and behavioral events.”
(Psikologi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku).
11. Clifford T. Morgan (dalam buku “Introduction to Psychology”)
“Psychology is the science of human and animal behavior.”
(Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan).
12. Robert S. Woodworth & Marquis DG (1957)
“Psychology is the study of human behavior and human relationship.”
(Psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas atau tingkah laku individu dalam hubungan dengan alam sekitarnya).
13. Paul Mussen & Mark R. Rosenzwieg
Psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mind (pikiran), namun dalam perkembangannya, kata mind berubah menjadi behavior (tingkah laku), sehingga psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
14. Knight & Knight
”Psychology may be defined as the systematic study of experience and behavior human and animal, normal and abnormal, individual and social.”
15. Ruch
“Psychology is sometimes defined as the study of man, but this definition is too broad. The truth is that psychology is party biological science and partly a social science, overlapping these two major areas and relating them each other.”
16. Wilhelm Wundt
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia, seperti: perasaan panca indera, pikiran, feeling (perasaan), dan kehendak.
17. John Broadus Watson
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku tampak (lahiriah) dengan menggunakan metode observasi yang objektif terhadap rangsang dan jawaban (respons).
18. Plato & Aristoteles
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
19. Dr. Singgih Dirgagunarsa
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar