Entri Populer

Senin, 14 Februari 2011

Sejarah Perkembangan Psikologi

Oleh: Gina Febriani
Di zaman Yunani Kuno para ahli falsafat mencoba mempelajari jiwa, seperti Plato menyebut jiwa sebagai ide, Aristoteles menyebut jiwa sebagai fungsi mengingat. Pada abad 17 filsuf Perancis Rene Descartes berpendapat bahwa jiwa adalah akal .atau kesadaran, sedangkan John Locke (dari Inggris) beranggapan bahwa jiwa adalah kumpulan idea yang disatukan melalui asosiasi. Sedangkan ilmuwan lain pada abad 18 mengaitkan jiwa dengan ilmu pengetahuan (faal), mereka berpendapat dengan jiwa yang dikaitkan dengan proses sensoris/motoris, yaitu pemrosesan rangsangan yang diterima oleh syaraf-syaraf indera (sensoris) di otak sampai terjadinya reaksi berupa gerak otot-otot (motorik)
Pengertian Psikologi Menurut asal katanya, psikologi berasal dari kata Yunani ‘psyche’ yang berarti jiwa dan ogos’ yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa. Namun
pengertian jiwa tidak pernah ada kesepakatan dari sejak dahulu. Di antara pendapat para ahli, jiwa bisa berarti ide, karakter atau fungsi mengingat, persepsi akal atau kesadaran. Psikologi adalah ilmu yang sedang berkembang dan pada hakikatnya psikologi dapat diterapkan pada setiap bidang dan segi kehidupan. Oleh karena itu cabang cabang psikologi bertambah dengan pesat, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan aktivitas kehidupan. Cabang cabang psikologi dapat digolongkan berdasarkan kekhususan bidang studinya, baik ilmu dasar (teoritis), maupun yang bersifat terapan (praktis). Penerapan psikologi berkembang ke berbagai aspek kehidupan manusia, demikian juga titik singgung dengan ilmu ilmu lain juga semakin banyak, misalnya dengan ilmu manajemen, ilmu ekonomi, ilmu perpustakaan, ilmu sosial dan sebagainya .         Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.

Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879, yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
Psikologi berkembang diawali dalam bidang filsafat yang dikenal sebagai induk dari berbagai ilmu. Dalam perkembangannya kemudian, psikologi juga banyak diminati oleh para ahli di bidang kedokteran. Kelompok inilah kemudian yang berjasa menjadikan psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Dari sekilas tentang penjelasan mengenai pengertian psikologi secara globalitas ini, jadi sudah dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa yang menjadi objek kajiannya adalah jiwa perkembangan manusia. Nanti tidak salah kalau didalam pembahasan psikologi ini banyak yang menyinggung dengan perkembangan seorang anak.
Kalau kita berbicara masalah sejarahnya psikologi, ini tidak lepas dari pengaruhnya filsafat. Karena selama berabad-abad lamanya psikologi hanya merupakan hasil introspeksi diri dan bagian dari filsafat. Sebenarnya pengetahuan tentang anak sudah lama dikenal. Pada zaman Romawi dan Yunani sudah ada para ahli yang memperhatikan pendidikan anak, walaupun pada zaman itu anak belum dipandang sebagai bentuk manusia yang tersendiri.
1.    Pada abad ke-4 sebelum masehi, sekitar tahun 387 SM., Plato mendirikan sekolah filsafat yang bernama Akademi. Plato dilahirkan di Athena (427-347). Ia adalah murid Sokrates, seorang ahli filsafat yang sangat terkenal pada zamannya. Plato berpendapat jiwa manusia terbagi atas jiwa badaniah dan jiwa rohaniah. Jika jiwa badaniah akan gugur bersama-sama dengan raga manusianya, jiwa rohaniah tidak pernah berakhir; atau dengan kata lain bersifat abadi.
2.    Aristoteles (384-322) berpendapat bahwa semua makhluk hidup mempunyai jiwa termasuk manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Setiap benda jasmani mempunyai bentuk dan materi seperti halnya realita yang kita lihat.
3.    J.A. Comenius (1592-1671), ia dilahirkan di Moravia. Pada zaman Comenius para pendidik sudah mulai memperhatikan sifat-sifat khas yang dimiliki setiap anak. Comenius mengatakan bahwa anak tidak boleh dianggap sebagai orang dewasa yang bertubuh kecil. Didalam bukunya Didactica Magna, ia menganjurkan agar pengajaran dapat menarik perhatian anak. Oleh karena itu pelajaran harus diragakan supaya anak-anak dapat mengamati, menyelidiki, dan mengalaminya sendiri.
4.    Pada abad ke-18 Jean Jacques Rousseau (1712-1778), pendidik dan filsuf kenamaan pada zamannya, dalam bukunya Emile ou I’education, 1762, menguraikan pikiran-pikirannya tentang pendidikan anak yang mengatakan “Segala-galanya adalah baik sebagaimana keluar dari tangan Sang Pencipta, segala-galanya memburuk dalam tangan manusia”. Dari ucapan Rousseau ini terkandung suatu pengertian yang beranggapan bahwa apa-apa yang diperoleh anak menurut alamnya selalu dipandang yang terbaik baginya, tetapi keasliannya akan menjadi rusak bila ditangani manusia. Campur tangan manusia itu dapat merusak perkembangan anak itu sendiri. Oleh karena itu, para pendidik perlu membekali dirinya dengan pengetahuan tentang kejiwaan anak didiknya. Pendidik yang mampu memahami jiwa anak didiknya, akan dapat menunjang upaya pendidikan dalam usahanya mencapai tujuan yang lebih baik lagi. Rousseau lebih mengutamakan dorongan belajar yang berasal dari minat anak itu sendiri, bukan karena dipengaruhi lingkungannya.
5.    Johan Heinrich Pestalozzi (1746-1827) dilahirkan di Zurich. Ia dikenal sebagai pendidik yang sangat memperhatikan pendidikan anak. Ia ingin meningkatkan pendidikan dimasyarakat dengan cara mengutamakan pendidikan bagi anak-anak. Ia menganjurkan agar pendidikan yang diberikan disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak. Pelajaran didasarkan pada pengalaman, dimulai dari tingkat yang mudah mengarah kepada tingkat yang lebih sulit. Selain sebagai pendidik yang memperhatikan perkembangan jiwa anak, ia dikenal pula sebagai pendidik sosial dan bapak pengajaran klasikal.
6.    Friedrich Frobel (1782-1852), ia dikenal sebagai pendidik yang menaruh perhatian pada kehidupan anak-anak. F. Frobel mendirikan taman kanak-kanak (Kinder Garten) di Blankenburg. Taman kanak-kanak adalah tempat bagi anak-anak bermain, bernyanyi, dan mengerjakan perkerjaan tangan bersama-sama. Selain untuk itu taman kanak-kanak dipandang sebagai tempat anak melatih daya cipta dengan menggunakan alat-alat permainan. Dengan bermain, dikembangkan aktivitas dan kreativitas anak.
7.    Dietrich Tiedeman (1787) adalah seorang tabib bangsa Jerman yang memperkenalkan hasil penelitiannya terhadap perkembangan anaknya sendiri. Ia dikenal sebagai salah seorang perintis yang gigih perjuangannya pada masa itu untuk mengusahakan agar kelak psikologi anak dapat diakui berdiri sejajar dengan ilmu-ilmu lainnya yang telah diakui lebih dahulu. Kemudian banyaklah ahli yang lain yang berminat mengikuti cara penelitian ini, di antaranya Wilhelm Preyer.
Dasar-dasar pemikiran tentang psikologi anak menjadi lebih kokoh lagi setelah Preyer menulis bukunya, Die Seele des Kindes, 1882. Buku tersebut menjadi bahan yang berharga untuk perkembangan psikologi anak, sehingga pada akhir abad ke-19 sampai dengan awal abad ke-20 psikologi anak mengalami kemajuan yang pesat sekali. Selama tiga tahun Preyer mencatat semua perkembangan.
Pada tahun 1880 dikenal pedologi. Ia berasal dari kata-kata paedos dan logos yang masing-masing mempunyai arti “anak” dan “ilmu pengetahuan”. Jika kita tafsirkan dari arti harfiahnya, pedologi adalah ilmu tentang anak. Selain dalam bidang pendidikan, pedologi juga terdapat dalm bidang kedokteran. Psikologi anak adalah bagian dari pedologi itu karena ia mempelajari perkembangan jasmani, perkembangan rohani, pengaruh lingkungan, dan pengaruh keturunan. Pedologi dapat digunakan untuk mempelajari tentang gambaran khayal, pengamatan, dan cara-cara berfikir pada anak-anak.
Sejarah Pra Berdirinya  Psikologi
Psikologi Sebagai Bagian dari Filsafat dan Ilmu Faal Sebelum 1879, psikologi dianggap sebagai bagian dari filsafat atau ilmu faal. Pada mulanya ahli-ahli filsafat dari zaman Yunani Kuno-lah yang mulai memikirkan gejala-gejala kejiwaan. Saat itu belum ada pembuktian-pembuktian secara empiris atau ilmiah. Mereka mencoba menerangkan gejala-gejala kejiwaan melalui mitologi.
Cara pendekatan seperti itu disebut sebagai cara pendekatan yang naturalistik.
Di antara sarjana Yunani yang menggunakan pendekatan naturalistik adalah Thales (624-548 SM) yang sering disebut sebagai Bapak Filsafat. Ia meyakini bahwa jiwa dan hal-hal supernatural lainnya tidak ada karena sesuatu yang ada harus dapat diterangkan dengan gejala alam (natural phenomenon). Ia pun percaya bahwa segala sesuatu berasal dari air dan karena jiwa tidak mungkin dari air maka jiwa dianggapnya tidak ada. Tokoh lainnya adalah Anaximander (611-546 SM) yang mengatakan bahwa segala sesuatu berasal dari sesuatu yang tidak tentu, sementara Anaximenes (abad 6 SM) mengatakan bahwa segala sesuatu berasal dari udara. Tokoh yang tak kalah pentingnya adalah Empedocles, Hippocrates, dan Democritos.
Empedocles (490-430 SM) mengatakan bahwa ada empat elemen besar dalam alam semesta, yaitu bumi/tanah, udara, api, dan air.
Manusia terdiri dari tulang, otot, dan usus yang merupakan unsur dari tanah; cairan tubuh merupakan unsur dari air; fungsi rasio dan mental merupakan unsur dari api; sedangkan pendukung dari elemen-elemen atau fungsi hidup adalah udara. Berdasarkan pada pandangan Empedochles, Hipocrates (460-375 SM) yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran, menyatakan bahwa dalam diri manusia terdapat empat cairan tubuh yang memiliki kesesuaian sifat dengan keempat elemen dasar tersebut.

Berdasarkan komposisi cairan yang ada dalam tubuh manusia tersebut maka Hipocrates membagi manusia dalam empat golongan, yaitu:
Ø  Sanguine, orang yang mempunyai kelebihan (terlalu banyak ekses) darah dalam tubuhnya       mempunyai temperamen penggembira.
Ø  Melancholic, terlalu banyak sumsum hitam, bertemperamen pemurung.
Ø  Choleric, terlalu banyak sumsum kuning, bertemperamen semangat dan gesit.
Ø  Plegmatic, terlalu banyak lendir dan bertemperamen lamban.
Democritus (460-370 SM) berpendapat bahwa seluruh realitas yang ada di dunia ini terdiri dari partikel-partikel yang tidak dapat dibagi lagi yang oleh Einstein kemudian diberi nama “atom”. Beratus-ratus tahun sesudah Democritus prinsip tersebut masih diikuti oleh beberapa sarjana, antara lain I.P. Pavlov dan J.B. Watson yang sama-sama berpendapat bahwa ‘atom’ dari jiwa adalah refleks-refleks.
Tokoh-tokoh Yunani kuno tersebut di atas pada dasarnya menganggap bahwa jiwa adalah satu dengan badan. Jiwa dan badan berasal dari unsur-unsur yang sama dan tunduk pada hukum-hukum yang sama (pandangan monoisme). Selain pandangan monoisme, tumbuh pula pandangan dualisme, yaitu pandangan yang memisahkan jiwa dari badan, jiwa tidak sama dengan badan, dan masing-masing tunduk pada peraturan-peraturan atau hukum-hukum yang terpisah.

                        Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli


1. Crow & Crow “Psychology is the study of human behavior and human relationship.”
(Psikologi adalah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik berupa manusia lain [human relationship] maupun bukan manusia; hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya).
2. Sartain “Psychology is the scientific study of the behavior of living organism, with especial attention given to human behavior.”(Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme yang hidup, terutama tingkah laku manusia).
3.Bruno (1987) Pengertian Psikologi dibagi dalam 3 bagian, yaitu :
1. Psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”.
2. Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai ”kehidupan mental”.
3. Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai ”tingkah laku” organisme.
4. Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology
”Psychology is the science of human and animal behavior, the study of organism in all its variety and complexity as it respond to the flux and flow of the physical and social events which make up the environment.”
(Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan).
5. Ensiklopedia Pendidikan, Poerbakawatja dan Harahap (1981)
Psikologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa.
6. Richard Mayer (1981)
Psikologi merupakan analisis mengenai proses mental dan struktur daya ingat untuk memahami perilaku manusia.
7. Ernest Hilgert (1957)
”Psychology may be defined as the science that studies the behavior of men and other animal, etc.”
(Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan lainnya).

8. Henry Gleitman (dalam Syah, 1995 : 8)
Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan, dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut berpikir dan berperasaan.
9. Edwin G. Boring & Herbert S. Langfeld Psikologi adalah studi tentang hakikat manusia.
10. George A. Miller (dalam buku ”Psychology and Communication)
“Psychology is the science that attempts to describe, predict, and control mental and behavioral events.”
(Psikologi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku).
11. Clifford T. Morgan (dalam buku “Introduction to Psychology”)
“Psychology is the science of human and animal behavior.”
(Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan).
12. Robert S. Woodworth & Marquis DG (1957)
“Psychology is the study of human behavior and human relationship.”
(Psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas atau tingkah laku individu dalam hubungan dengan alam sekitarnya).
13. Paul Mussen & Mark R. Rosenzwieg
Psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mind (pikiran), namun dalam perkembangannya, kata mind berubah menjadi behavior (tingkah laku), sehingga psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
14. Knight & Knight
”Psychology may be defined as the systematic study of experience and behavior human and animal, normal and abnormal, individual and social.”
15. Ruch
“Psychology is sometimes defined as the study of man, but this definition is too broad. The truth is that psychology is party biological science and partly a social science, overlapping these two major areas and relating them each other.”
16. Wilhelm Wundt
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia, seperti: perasaan panca indera, pikiran, feeling (perasaan), dan kehendak.

17. John Broadus Watson
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku tampak (lahiriah) dengan menggunakan metode observasi yang objektif terhadap rangsang dan jawaban (respons).
18. Plato & Aristoteles
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
19. Dr. Singgih Dirgagunarsa
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia.


SUMBER




·        Sarwono Sarlito W. Pengantar Psikologi Umum. Rajawali Pers.

·        Zulkifli L., Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), Cet.VIII, hlm. 4.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar